Sincerely emphatic

19 Desember 2017

Pagi pertama untuk kali ini. Mungkin terlalu dini memulai pemikiran panjang. Jadi, tertidur pukul 3 dan bangun pukul 9 menjadi pilihan. I'll just write the way my mind sounds in every seconds of it.

Oke, mulai hari ini your life must be well planned. Pemikiran panjang sebenarnya, tapi dimulai dari liburan ini dulu. Gaada magang, gaada plan jalan sama temen, justru lebih excited untuk menjalankan rutinitas rumah, yang udah jadi asupan pasti kalo liburan, dengan sincerely emphatic. Karena sadar kalo at this point, there's nothing that I can do to make my parents (especially mom) proud, not even yet. Jadi, apa susahnya buat bangun pagi, nyuci baju, nyapu, masak, dan samain rythem ade gue dan mama yang sering kali beda.

Liburan sekarang sama kaya liburan sebelum-sebelumnya. No planning and I've used to it. Makanya mulai dari malem gue udah mikirin mau ngapain lagi selain "do the daily home routine". Kebetulan chat sama temen SMA, one click two click, yap, info voulnteering berderet panjang, tapi kali ini beda karena gue belum pernah volunteer di kepanitiaan music event. Berniat untuk meningkatkan level dengan adanya intensif, tapi kayanya better to do in the next holiday. Jadi, link pendaftaran di depan layar yang biasanya selalu gue buka, dengan belum tentunya gue selesaikan sampe klik submit button, gak gue sentuh sama sekali. Gue malah beralih ke riverdale, yang akhirnya gue selesaikan sampe episode 9 di season 2 kali ini. Proud lol. Btw i'm a new comer in series movie, and it sucks to know that episode-episode munculnya lama banget cuy. Ok patient has been a friend of mine since life start ruined up by the way.

Lalu, pagi pertama muncul. Dengan keadaan gabisa melek, entah kenapa, gue iya-iya aja saat nyokap pamitan karena seisi rumah akan pergi dan my lovely grandma katanya bakal dateng nanti. Mungkin itu jam 7, sampe akhirnya gue baru bangun jam 9. Lipet selimut, bangun dari kasur, jalan ke depan tv, bengong for like 5 minutes, minum teh, baru setelah itu gue sadar harus ngelakuin apa. Like what i've told you before, "daily home routine". Kebetulan gue bawa pakaian kotor dari kos, jadi ya mau gamau saya yang harus nyuci, unfortunately dengan "home cleaning style", nyikat manual  gampangnya. Gue paham perfeksionisnya nyokap, jadi ya begini, mesin cuci ada, tapi dia tetep memilih nyikat sendiri cucian-cucian berwarna cerah, baru deh the function of washing machine used. Itu juga cuma buat bilas dan ngeringin. Semoga ini termasuk dalam common thing to know jadi gue gak kaya ibu-ibu memahami ini sendiri. Entah muncul darimana, sincerely emphatic ini gue harapkan muncul dalam diri gue untuk hal bantu-bantu nyokap ini. And thank God, it did. Gak kaya sebelum-sebelumnya, tanpa rasa terpaksa gue cuci semua including baju serumah yang banyaknya minta ampun. Kenapa gue cerita sedetail ini? Karena hal yang mau gue share adalah the way my mind works lately. I don't know whether I've grown up, or it is just me being the other half of  me. Tapi gue ngerasain those stability. Perbedaan besar dalam perasaan yang gue rasain ketika ngelakuin kegiatan yang sama dari kecil hingga sekarang. Sampe akhirnya gue sampe di stage ini. I'm getting older *sad or happy emoji?*. Ga cuma dalam hal ngerjain kerjaan rumah aja, tapi juga dalam ngadepin sekian banyaknya masalah dalam rumah yang timbul dari smallest things hingga big things. Gue ngerasa ada suatu peran dan tujuan besar atas kehadiran gue di sini. Ketika nyokap udah seterbuka itu tentang beban yang dia hadapin, I felt like repsonsibility suddenly entered my whole body.

May be this is how be grown up feels like. Emosi lebih teratur, tapi pikiran seakan gapernah berhenti maksa gue berpikir "gue harus apa". I like being now.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pohon besar bercabang tanpa buah

Pilkada Serentak dalam Konflik Politik Indonesia